Oleh: Yubal A. Nawipa
Buat laki-laki yang merasa sulit terbuka kepada orang lain karena berasumsi takut ditolak atau karena malu. Sebagian
lagi takut keterbukaan, berpikir bahwa membuka celah pada pakaian perang
celah sempit di bagian rapuh yang dapat dipakai berpotensi menyerang. Kaum laki-laki
biasanya takut kalau membiarkan orang lain masuk, kemudian orang-orang tersebut
menemukan kelemahannya atau kesalahan tersembunyi. Laki-laki suka membual
kepada dunia, tetapi dapat menyimpang ketakutan mendalam tentang kemampuannya
untuk menyesuaikan diri dengan bualan itu. Tetap tertutup, menolak siapapun
untuk masuk. Dan dapat menjadi cara
melindungi diri supaya tidak terekspos. Perempuan cenderung sebaliknya; mereka
membicarakan ketakutan mereka dan berusaha mengatasinya bersama orang lain.
Sedangkan laki-laki ingin membunuh
sendiri naga dalam hidup mereka. Bagi laki-laki semakin besar kemungkinan untuk terbongkar
semakin besar kebutuhan untuk melindungi diri dan tetap tersembunyi.
Seringkali perempuan tidak mau laki-laki yang mereka sayangi menutup diri.
Mungkin alasannya laki-laki yang menutup diri tidak dapat dikenal; laki-laki
yang menutup diri itu mencurigakan hehehe dan sebagainya.
Tidak perlu takut/malu mengakui kelemahan jika ‘pengakuan itu adalah
kebenaran atau simbol kejujuran’. Mengakui kelemahan membuat anda dapat menerima kelemahan dalam
hidup anda, tetapi penerimaan tidak harus menjadi akhir cerita. Kebanyakan
laki-laki merasa tidak nyaman menghadapi kelemahan sendiri.
Kelemahan dapat bertumbuh semakin kuat dan berpengaruh ibarat kau memberi
kelemahan itu kekuatan seperti naga. Bukannya menghadapinya dan membawanya ke
tempat terbuka, anda menyembunyikan dan memeliharanya dengan diam-diam. Mungkin
sekaranglah waktunya berhenti memberi makan kepada naga itu dan mulai
membunuhnya.
Diluar sana ada banyak orang ingin mengenal anda, mereka tidak bermaksud
supaya menyerang anda melainkan benar-benar tertarik kepada anda sebagai
pribadi yang hebat. Kamu sendirilah yang anggap saya tidak berguna; tidak bisa,
tidak mampu; padahal kamu bisa, mampu, hebat, kitorang adalah pribadi yang
istimewa ‘utusan’ TUHAN loh. Hambatan apapun bisa diatasi cukup dengan cara
memberanikan diri keluar dari gua ketakutan yang membelenggumu. Coba bayangkan,
barangkali kamu bisa terkejut berapa banyak orang yang menunggu anda keluar dari gua untuk bersikap terbuka?.
Deskripsi diatas mengindikasikan kita supaya menjadi pemberani
(dalam konotisi yang positif) untuk memeriksa keadaan dalam diri kita,
menghadapinya dan memperbaikinya disaat diperlukan. Dan saya yakin kamu akan
lebih nyaman dengan diri anda yang sebenarnya dan jauh lebih mudah bersikap
terbuka kepada orang lain yang menyukaimu dalam bercakap-cakap atau sebatas
obrol-obrol atau mungkin melakukan kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan.
Semoga tulisan ini berfaedah bagi kita sekalian. Tulisan ini bukan merupakan
rangkuman hasil penelitian namun sebatas beropini. Akhirnya Saya menyadari
bahwa tulisan ini tidak sempurna. Karena itu, jika ada salah kata dalam
penulisan ini yang menyinggung para pembaca, penulis memohon supaya memberikan
rekomendasi di kolom komentar guna memperbaiki tulisan-tulisan lain kedepan.
Syalom! Tuhan Memberkati Kita Sekalian.
Post a Comment